top of page

Pengalaman Belajar Online

Hilmi Abyan Aziz/11/8D

   Ya, sekolah sudah mulai dan tidak mungkin sekolah akan libur selamanya karena pandemi ini, jadi bagaimana kita melanjutkan sekolah? Sekolah dilanjutkan dengan menggunakan aplikasi video call dan aplikasi lain seperti: zoom, microsoft teams, google clasroom, dll.

  

   Sekarang saya akan menceritakan pengalaman sekolah online saya. Sekolah online memang terasa sangat berbeda dengan sekolah biasa tetapi harus tetap dijalankan karena tidak ada pilihan.

    Di hari pertama saya bangun jam 4:10 untuk shalat tahajud dan shalat shubuh lalu saya siap-siap untuk memulai sekolah yang mulai saat 6:30. Seperti yang sering terjadi belum semuanya ada di jam itu. Kita mulai dengan pengenalan wali kelas kita dan di ikuti oleh beberapa pelajaran yaitu seni budaya, prakarya, dan matematika. Untuk pelajaran pertama gurunya tidak datang dan tidak meninggalkan tugas apa-apa jadi zoom call kita bebas dan untungnya tidak ribut. Setelah itu datang guru prakarya yaitu Bu Titin. Kita berkenalan karena ini pertemuan pertama kita dan kita mulai belajar. Pelajaran selanjutnya adalah matematika dengan guru yang masih sama dengan guru kelas 7 yaitu Pak Fathir. Tentunya, tidak ada pengenalan karena memang kita sudah kenal dan kita langsung belajar. Saat selesai kita mendapat tugas dan harus mengumpulkannya di google clasroom. Sekolah berakhir di jam 12:00 tidak seperti sekolah biasa yang selesai sekitar jam 4.

   Di hari kedua sama saja hanya beda pelajaran yaitu bahasa indonesia yang gurunya tidak datang, BK, PPKN, dan IPA. Semua pelajaran itu memiliki guru berbeda dari kelas 7. Untuk satu minggu pertama setiap hari ada pelajaran yang gurunya tidak datang.

  Di hari ketiga pelajaran matematika gurunya tidak datang.

  Jadi, pembelajaran online ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri bagi murid maupun guru tetapi mau bagaimanapun harus dijalankan karena tidak ada alternatif lain. Tetapi masalah yang paling besar adalah murid dan guru selalu menjumpai masalah teknis antara di device dan koneksi mereka. Hal ini sangatlah fatal dalam keefektifan pembelajaran. Jadi kita hanya harus berharap agar pandemi ini selesai atau paling tidak membaik agar kita bisa belajar dengan normal lagi. 

 

 

   

Terima kasih sudah membaca

Wassalamualaikum WR.WB

bottom of page